Menu

Mode Gelap

Warta ˇ¤ 15 Okt 2025 00:27 WIB

Ketua PCNU Purwakarta Tanggapi Tayangan Trans7 yang Dinilai Lecehkan Kiai dan Santri

Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Purwakarta, KH. Ahmad Anwar Nasihin. Perbesar

Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Purwakarta, KH. Ahmad Anwar Nasihin.

nupurwakarta.or.id – Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Purwakarta, KH. Ahmad Anwar Nasihin, menanggapi tayangan program “Xpose Uncensored” di stasiun televisi Trans7 yang menuai kecaman publik. Tayangan yang ditayangkan pada 13 Oktober 2025 itu dinilai melecehkan martabat pondok pesantren, para kiai, dan santri.

Kontroversi muncul setelah program tersebut menampilkan narasi dan potongan video yang dianggap tidak menghormati budaya pesantren. Dalam salah satu segmen, muncul narasi provokatif seperti “Santrinya minum susu aja kudu jongkok, emang gini kehidupan di pondok?” serta cuplikan yang memperlihatkan santri menyalami kiai dengan narasi “santri rela ngesot memberi amplop” dan tudingan bahwa kiai “kaya raya”.

Tayangan itu kemudian memicu seruan boikot terhadap Trans7 dari kalangan santri, alumni, dan masyarakat pesantren di berbagai daerah. Mereka menilai program tersebut tidak memahami nilai-nilai adab dan penghormatan yang menjadi bagian penting dalam tradisi pesantren.

KH. Ahmad Anwar Nasihin menyayangkan adanya tayangan yang menggambarkan pesantren secara tidak proporsional. “Santri dan kiai memiliki kontribusi besar terhadap bangsa. Jangan menilai kami dari luar pagar pondok,” ujarnya di Purwakarta, Selasa (14/10/2025).

Ia juga menegaskan pentingnya media untuk berhati-hati dalam mengemas informasi agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. “Jangan menghina santri dan kiai sebelum kamu duduk bareng bersama mereka. Pakailah peci dan sarungmu, maka kamu akan tahu kami yang sesungguhnya,” kata KH. Ahmad Anwar Nasihin.

Menanggapi protes luas tersebut, pihak Trans7 telah menyampaikan permohonan maaf dan mengakui adanya kelalaian dalam proses penyuntingan dan penayangan. Manajemen juga berjanji akan mengirimkan surat permintaan maaf resmi kepada Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, yang menjadi objek dalam tayangan itu.

Ketua PCNU Purwakarta berharap peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi dunia penyiaran. Ia mengingatkan agar media berperan sebagai sarana edukasi dan perekat sosial, bukan alat yang menyinggung nilai-nilai religius.

“Media harus membangun pemahaman dan menghormati keberagaman. Dari pesantrenlah lahir generasi bangsa yang berakhlak dan cinta tanah air,” pungkas KH. Ahmad Anwar Nasihin.***

 

KOIN NU PURWAKARTA

Scan QR Code di bawah atau klik tombol "Donasi Sekarang" untuk memberikan Koin NU via DANA.

QR Code Koin NU via DANA
Donasi Sekarang

Terima kasih atas dukungan Anda!

Disclaimer: Koin NU ini dikelola oleh PCNU Purwakarta.

Artikel ini telah dibaca 13 kali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

9.000 Santri Padati Alun-alun Purwakarta, Ketua PCNU Serukan Santri Harus Mendunia!

22 Oktober 2025 - 14:07 WIB

Ketua PCNU Purwakarta Imbau Santri Ikuti Pawai dan Apel Hari Santri Nasional 2025 dengan Tertib dan Khidmat

21 Oktober 2025 - 20:05 WIB

PC Fatayat NU dan JP3M Purwakarta Gelar Halaqoh NU Women dalam Rangka Hari Santri Nasional 2025

20 Oktober 2025 - 11:25 WIB

Halaqoh NU Women dalam rangka Hari Santri Nasional 2025

Halaqoh NU Women Purwakarta Bahas Peran Santri Perempuan di Era Digital

19 Oktober 2025 - 16:15 WIB

PCNU Purwakarta Siapkan Serangkaian Acara Meriah Peringatan Hari Santri Nasional 2025

6 Oktober 2025 - 17:47 WIB

Lowongan Petugas Haji 2026 Dibuka November, Jangan Tertipu Rekrutmen Palsu!

3 Oktober 2025 - 09:42 WIB

Trending di Warta