nupurwakarta.or.id – Pimpinan Cabang (PC) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Purwakarta bersama Jaringan Perempuan Pengasuh Pesantren dan Muballighoh (JP3M) Purwakarta menggelar Halaqoh NU Women, sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025 tingkat Kabupaten Purwakarta.
Kegiatan ini dihadiri oleh Rais Syuriah PCNU Kabupaten Purwakarta KH. Endang Abdul Somad, Ketua Tanfidziyah PCNU KH. Ahmad Anwar Nasihin, Ketua Panitia HSN 2025 Abi Gusmun, serta para ketua lembaga dan badan otonom (banom) NU. Turut hadir pula para ibu nyai, nawaning, dan santri dari berbagai pondok pesantren se-Kabupaten Purwakarta.
Acara dibuka secara resmi oleh Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Purwakarta, Nina Herlina, yang kemudian dilanjutkan dengan sesi halaqoh bertema “Inovasi Pesantren dalam Pendidikan dan Dakwah Kontemporer.”
Halaqoh ini menghadirkan dua narasumber utama: Ning Imaz Fatimatu Zahro, Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, dan Kak Julaiha Probo Anggraini, yang membawakan materi tentang Public Speaking untuk kader perempuan Nahdliyin.
Menambah semarak suasana, paduan suara JP3M yang terdiri dari para nawaning tampil memukau di bawah arahan dirigen Sahabat Dheby Nurazizah, dan mendapat apresiasi hangat dari seluruh peserta.

Memperkuat Peran Perempuan Pesantren di Era Transformasi Digital
Dalam sambutannya, Ketua PC Fatayat NU sekaligus Ketua JP3M Kabupaten Purwakarta menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi ruang strategis untuk memperkuat peran perempuan pesantren dalam menghadapi tantangan era digital dan transformasi sosial.
“Salah satu tujuan diselenggarakannya acara ini adalah memperkuat peran para ibu nyai dan dzurriyah dalam memimpin pesantren di era transformasi,” ujarnya.
Ia juga berpesan agar para bu nyai dan nawaning mampu menjadi juru dakwah multiplatform, yang aktif mengisi ruang digital dengan konten keislaman yang inovatif, moderat, dan menyejukkan.
“Kita perlu hadir di media sosial—Instagram, TikTok, dan YouTube—untuk menyampaikan pesan keagamaan yang ramah dan positif. Di tengah maraknya framing negatif terhadap pesantren, ini menjadi PR besar bagi kita semua. Kita harus berada di barisan terdepan dalam membela agama, ulama, dan pesantren, tentu dengan tetap melakukan evaluasi dari dalam,” tegasnya.
Halaqoh sebagai Momentum Pemberdayaan Perempuan NU
Melalui kegiatan ini, PC Fatayat NU dan JP3M Kabupaten Purwakarta berharap agar para perempuan NU, khususnya bu nyai dan nawaning, semakin mantap berperan sebagai penggerak perubahan dan pembawa nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah di tengah masyarakat.
Halaqoh NU Women menjadi momentum penting bagi perempuan NU untuk terus berdaya, berkontribusi, dan menjaga marwah pesantren, sekaligus memperkuat peran mereka sebagai garda terdepan dalam menebarkan nilai keislaman yang rahmatan lil ‘alamin di era modern.***
KOIN NU PURWAKARTA
Scan QR Code di bawah atau klik tombol "Donasi Sekarang" untuk memberikan Koin NU via DANA.
Donasi Sekarang
Terima kasih atas dukungan Anda!
Disclaimer: Koin NU ini dikelola oleh PCNU Purwakarta.







Tinggalkan Balasan