nupurwakarta.or.id – Ada yang berbeda di Pondok Pesantren Miftahul Huda Jatinunggal, Desa Bojong Barat, pagi itu, Sabtu 14 Juni 2025. Suasana terasa lebih hidup, penuh senyum, dan hangat. Para kader Fatayat NU Kecamatan Bojong berkumpul dalam agenda rutin syahriahan bulanan. Tapi bukan sekadar kumpul-kumpul biasa-tema kali ini cukup menggugah: “Bersama Fatayat Cermat untuk Bojong Hebat.”
Acara dibuka dengan semaan Al-Qur’an oleh para hafidzah dari IHF Bojong, dilanjutkan penampilan qosidah dari PAC Muslimat NU Bojong. Bukan hanya menambah semarak, tapi juga membangkitkan suasana spiritual yang syahdu.
Yang menarik, pertemuan ini juga dihadiri tamu-tamu dari PAC Darangdan dan Kiarapedes, serta para pengurus PC Fatayat NU Purwakarta. Suatu bentuk sinergi yang jarang terjadi, dan kali ini benar-benar terasa kuatnya semangat kebersamaan.
Siska Damayanti, Ketua PAC Fatayat NU Bojong, membuka pertemuan dengan energi positif.
“Kita ini perempuan muda NU, jangan pernah merasa kecil. Justru kita punya peran besar dalam menjaga nilai, mendidik generasi, dan menata masyarakat dari dalam rumah,” ucapnya lantang, penuh keyakinan.
Pengasuh pondok, Aa Bugi Arif Haris, yang juga tuan rumah kegiatan, menyambut hangat. Ia menegaskan bahwa pondok pesantren terbuka untuk ruang gerak Fatayat.
“Kita butuh anak-anak muda yang nggak hanya paham agama, tapi juga punya semangat sosial. Dan saya lihat, itu ada di Fatayat,” katanya.
Tausiah siang itu disampaikan oleh Teteh Hj. Mimah, Wakil Ketua PC Fatayat NU bidang Dakwah. Cara bicaranya tenang tapi menusuk: ia bicara tentang pentingnya orang tua, terutama ibu, dalam membentuk masa depan anak-anaknya.
“Jangan harap anak-anak kita jadi baik, kalau kita sendiri tidak hadir dalam hidup mereka. Ilmu, perhatian, dan doa seorang ibu adalah tameng mereka di tengah kerasnya zaman,” ujarnya.
Tak hanya itu, ada juga sesi gurah mata dan ruqyah syar’iyyah yang dipandu langsung oleh pengasuh pondok. Bukan cuma unik, tapi juga jadi sesi paling ditunggu. Beberapa peserta tampak antusias merasakan manfaatnya—bukan hanya untuk badan, tapi juga untuk ketenangan jiwa.
Acara ditutup dengan foto bersama dan makan soto bareng. Bukan sekadar makan, tapi sebuah simbol kebersamaan yang hangat. Meja sederhana jadi tempat bercerita, bercanda, dan menyusun langkah berikutnya.
Melalui kegiatan seperti ini, Fatayat NU Bojong tidak hanya bergerak-mereka berpikir, merangkul, dan membuktikan bahwa perempuan muda bisa jadi agen perubahan. Dengan kecermatan, kebersamaan, dan keyakinan, Bojong pelan-pelan menjadi lebih hebat. Dan Fatayat ada di barisan depan perubahan itu.
KOIN NU PURWAKARTA
Scan QR Code di bawah atau klik tombol "Donasi Sekarang" untuk memberikan Koin NU via DANA.
Donasi Sekarang
Terima kasih atas dukungan Anda!
Disclaimer: Koin NU ini dikelola oleh PCNU Purwakarta.







Tinggalkan Balasan