Menu

Mode Gelap

Opini Ą¤ 14 Agu 2025 08:43 WIB

Jika Indonesia Gelap, Terangilah!

Ilustrasi Indonesia Gelap Perbesar

Ilustrasi Indonesia Gelap

Oleh Ayik Heriansyah
Pengurus Lembaga Dakwah PWNU Jawa Barat

Indonesia telah melewati masa Orde Lama, Orde Baru, dan Orde Reformasi. Kini kita memasuki masa yang saya sebut sebagai Orde Kegelapan (dark order).

Namun, sesungguhnya bukan hanya Indonesia yang mengalaminya. Hampir semua negara menghadapi situasi serupa. Percepatan perkembangan sains dan teknologi membawa perubahan dunia dengan sangat cepat hingga sulit diprediksi dan dikendalikan.

Semua sektor kehidupan mengalami disrupsi. Warren Bennis dan Burt Nanus (1987) menjelaskannya melalui konsep VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, dan Ambiguous), yakni dunia yang penuh gejolak, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas. Ketidaktahuan kita tentang apa yang akan terjadi esok hari itulah yang bisa disebut sebagai “gelap.”

Gelap sesungguhnya adalah persoalan ketidaktahuan—masalah ketiadaan ilmu pengetahuan. Gelap identik dengan kebodohan.

Itulah sebabnya, masa kegelapan dunia Arab sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasul disebut masa jahiliyah. Kemudian, Nabi Muhammad saw. diutus untuk menerangi bangsa Arab dengan kitab Al-Qur’an, kitab yang berisi pengetahuan tentang segala sesuatu.

Dunia Barat pun mengalami Abad Kegelapan (Dark Ages) antara abad ke-5 hingga abad ke-10. Masa tersebut dipenuhi cerita-cerita tentang kebodohan bangsa Eropa. Hingga akhirnya, mereka bersentuhan dengan peradaban Islam yang kala itu berada di puncak kejayaan—peradaban yang sarat dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Baca Juga  [OPINI] Gus Yaqut, KPK, dan Nama PBNU yang Disebut-sebut

Jika kegelapan adalah kebodohan, maka solusinya adalah ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan merupakan cahaya bagi akal dan hati—cahaya yang dapat membantu kita memahami dan menjelaskan situasi VUCA yang sedang dihadapi.

Bukankah telah disebutkan bahwa perkembangan sains dan teknologi berimplikasi pada VUCA? Ya, itu adalah ilmu pengetahuan yang menerangi akal, tetapi belum tentu menerangi hati.

Ilmu pengetahuan yang dapat mengeluarkan kita dari kegelapan VUCA adalah ilmu pengetahuan yang menyinari hati, menenangkan jiwa, dan memberi keteguhan menghadapi hari ini maupun esok.

Sampainya cahaya ilmu ke dalam hati seseorang ditentukan oleh sumber cahayanya. Syaikh Ibnu ‘Atha’illah mengatakan: “Cahaya orang bijak mendahului perkataannya. Ketika datang cahaya, sampailah pada penjelasan.”

Syaikh Zarruq menambahkan bahwa cahaya orang bijak adalah pengetahuan yang tersimpan di dada mereka, berasal dari hakikat maknawi yang dibukakan bagi mereka dari khazanah hikmah. Pada saat itu, al-Haqq menyertai ucapan dan perbuatan mereka.

Cahaya itu masuk terlebih dahulu ke dalam hati, lalu mereka berbicara sesuai keadaan batin mereka. Sehingga, apa pun yang mereka ucapkan sampai dan diterima oleh telinga pendengar. Barang siapa berbicara dari cahaya yang sempurna, maka faedah yang diterima pendengar pun sempurna.

Baca Juga  Ketika Gerobak Lebih Berharga dari Dagangan: Potret Nestapa Rakyat Kecil

Sebaliknya, barang siapa berbicara dari kekurangan, maka yang diterima pendengar pun akan kurang. Begitu pula, jika perkataan bersumber dari nafsu, pendengar akan menerimanya dengan nafsu pula. Sebab, apa yang keluar dari hati akan masuk ke hati, dan apa yang keluar hanya dari lisan akan berhenti di telinga.

Lalu, dari siapa kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang menyinari hati? Tentu dari orang-orang yang hatinya bercahaya, yang batinnya terang benderang. Sebagaimana dikatakan Syaikh Ibnu ‘Atha’illah: “Setiap perkataan yang diungkapkan selalu diselimuti oleh pakaian hati yang menjadi sumbernya.”

Kita berharap Orde Kegelapan di Indonesia segera berlalu, tanpa harus berlama-lama seperti era kegelapan Eropa di Abad Pertengahan yang berlangsung selama lima abad.

Kita ingin Indonesia segera memasuki Orde Pencerahan (Aufklärung) lalu meraih kebangkitan (Renaissance). Namun, bukan hanya dari aspek material seperti Barat, melainkan juga dari aspek moral dan spiritual.

Karena itu, jika Indonesia gelap, terangilah dengan ilmu pengetahuan dari orang-orang bijak yang memiliki cahaya di hatinya.

 

KOIN NU PURWAKARTA

Scan QR Code di bawah atau klik tombol "Donasi Sekarang" untuk memberikan Koin NU via DANA.

QR Code Koin NU via DANA
Donasi Sekarang

Terima kasih atas dukungan Anda!

Disclaimer: Koin NU ini dikelola oleh PCNU Purwakarta.

Artikel ini telah dibaca 13 kali
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Baca Lainnya

[OPINI] Gus Yaqut, KPK, dan Nama PBNU yang Disebut-sebut

20 September 2025 - 19:36 WIB

[OPINI] IPNU Purwakarta: Pemimpin Baru yang Hanya Jadi Wayang

14 September 2025 - 15:47 WIB

Menguji Demokrasi Indonesia Pasca Reshuffle Kabinet

10 September 2025 - 09:43 WIB

Masyarakat dan Polisi: Dua Korban dalam Tata Kelola Negara yang Ugal-ugalan

30 Agustus 2025 - 08:47 WIB

Hidangan Mewah di Atas Darah Rakyat

29 Agustus 2025 - 11:42 WIB

Sejarah Pasti Berulang

14 Agustus 2025 - 08:50 WIB

Trending di Opini
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x