Menu

Mode Gelap

Opini ˇ¤ 3 Mei 2025 17:41 WIB

Kang Deni Ahmad Haidari: Petani Pergerakan yang Menginspirasi

Kang Deni Ahmad Haidari (foto: Istimewa) Perbesar

Kang Deni Ahmad Haidari (foto: Istimewa)

Kang Deni Ahmad Haidari bukan hanya dikenal sebagai aktivis NU atau pimpinan GP Ansor. Bagi saya dan banyak orang lainnya, beliau adalah representasi nyata dari pemimpin yang membumi, yang pikirannya maju tapi kakinya tetap menjejak tanah.

Sebagai mantan Ketua PC GP Ansor Purwakarta dan PW Ansor Jawa Barat, Kang Deni telah melewati berbagai fase pergerakan. Kini, ia mengemban amanah sebagai Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor. Meski jabatan dan panggungnya kian besar, gaya khas beliau tetap sama—sederhana, nyentrik, dan penuh semangat. Beliau lebih sering bicara soal tani dan tanah ketimbang politik tinggi. Justru di situlah letak karismanya.

Di Kecamatan Bojong, Purwakarta, Kang Deni mendirikan SMK Ansoruna Hade Rancage—sekolah vokasi yang fokus pada jurusan pertanian. Sekolah ini berdiri pada 1 Januari 2020 dan berada di bawah naungan Yayasan Hade Rancage Citalaga. Dengan akreditasi B dan fasilitas yang memadai, SMK ini menjadi wadah bagi generasi muda untuk belajar dan berkembang di bidang pertanian .

Satu hal yang tak pernah saya lupa adalah ucapan beliau: “Beras itu tidak dicetak di laboratorium, tetap harus bertani.” Kalimat ini sederhana, tapi mengandung makna yang dalam. Bahwa kemandirian ekonomi harus dibangun dari tanah sendiri, dari tangan sendiri, bukan sekadar harapan pada sistem yang kadang tak berpihak. Bertanilah, berdirilah di atas kaki sendiri.

Dan satu lagi: “Kita sering berteriak dengan lantang, ‘NKRI Harga Mati’, tetapi jangan sampai perut kita lapar.” Ini tamparan halus tapi tegas. Nasionalisme sejati tidak cukup hanya dengan slogan. Ia harus tumbuh bersama kesejahteraan rakyat.

Saya mengikuti jejak Kang Deni dari saat beliau memimpin PC GP Ansor Purwakarta, lalu naik menjadi Ketua PW GP Ansor Jawa Barat, dan kini menjabat di jajaran Pimpinan Pusat GP Ansor. Tahun 2017, beliau memilih mundur dari jabatan Ketua KPU Purwakarta demi fokus pada pengabdian di GP Ansor. Keputusan ini menunjukkan komitmennya yang luar biasa terhadap organisasi dan masyarakat .

Bagi kami, Kang Deni bukan sekadar tokoh. Beliau adalah kakak, guru, sekaligus sahabat. Ia mengajarkan bahwa pergerakan tak boleh kehilangan akar. Bahwa kemajuan tidak boleh menjauhkan kita dari tanah dan ladang.

Dengan pengalaman dan dedikasi yang dimilikinya, Kang Deni Ahmad Haidari disebut-sebut sebagai salah satu calon potensial dalam kontestasi Pilkada Purwakarta 2024. Meskipun tidak ada konfirmasi resmi, kehadirannya dalam bursa calon bupati menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap kapasitas dan integritasnya sebagai pemimpin .

Saat ini, nama beliau digadangkan sebagai potensial Menteri Pertanian, kabar tersebut muncul ketika Ketua Umum PP GP Ansor H. Addin Jauharudin mengungkapkannya dalam sebuah acara Konferwil GP Ansor Jawa Barat beberapa waktu lalu.

Kang Deni Ahmad Haidari adalah contoh nyata dari pemimpin muda yang menggabungkan semangat pergerakan dengan aksi nyata di lapangan. Melalui pendidikan, pemberdayaan petani, dan pengabdian kepada organisasi, ia terus berkontribusi dalam membangun Indonesia yang mandiri dan berkeadilan.

Semoga langkah-langkah Kang Deni selalu diberkahi. Dan semoga semakin banyak pemuda yang terinspirasi untuk bergerak, bertani, dan mandiri—seperti yang selalu beliau serukan.

Penulis yang merasa terinspirasi oleh sosok Kang Deni Ahmad Haidari

 

KOIN NU PURWAKARTA

Scan QR Code di bawah atau klik tombol "Donasi Sekarang" untuk memberikan Koin NU via DANA.

QR Code Koin NU via DANA
Donasi Sekarang

Terima kasih atas dukungan Anda!

Disclaimer: Koin NU ini dikelola oleh PCNU Purwakarta.

Artikel ini telah dibaca 1 kali

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Abu Mansur Al-Maturidi: Ulama Besar Penegak Aqidah Ahlussunah Waljamaah

3 Oktober 2025 - 15:26 WIB

Ribuan Kasus Keracunan di Program MBG, Siapa yang Harus Bertanggung Jawab?

25 September 2025 - 12:43 WIB

[OPINI] Gus Yaqut, KPK, dan Nama PBNU yang Disebut-sebut

20 September 2025 - 19:36 WIB

[OPINI] IPNU Purwakarta: Pemimpin Baru yang Hanya Jadi Wayang

14 September 2025 - 15:47 WIB

Menguji Demokrasi Indonesia Pasca Reshuffle Kabinet

10 September 2025 - 09:43 WIB

Kader Terbaik NU, Mang Deden Ipan Sulaeman Wafat

4 September 2025 - 09:41 WIB

Trending di Opini