nupurwakarta.or.id – Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah dan ampunan, telah tiba. Bagi umat muslim, menjalankan ibadah puasa Ramadhan merupakan kewajiban yang penuh hikmah.
Sebelum memulai puasa, kita dianjurkan untuk membaca niat puasa.
Meskipun niat puasa dilakukan di dalam hati, namun mengetahui bacaan niat puasa menurut berbagai madzhab dapat menambah pemahaman dan kekhusyukan kita dalam beribadah.
Berikut bacaan doa niat puasa Ramadhan menurut empat madzhab (mazhab) utama:
1. Madzhab Hanafi
Bacaan niat puasa Ramadhan menurut Madzhab Hanafi berbunyi:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَىٰ
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri Ramadhāna hādzhihi s-sanati lillāhi ta‘ālā.
Artinya: Saya niat puasa esok hari karena Allah Ta’ala untuk memenuhi kewajiban puasa bulan Ramadhan tahun ini.
Referensi: Kitab-kitab fikih Hanafi, seperti Al-Fiqhul Akbar karya Imam Abu Hanifah.
2. Madzhab Maliki
Bacaan niat puasa Ramadhan menurut Madzhab Maliki serupa dengan Madzhab Hanafi, namun terkadang terdapat sedikit perbedaan formulasi. Salah satu formulasi yang umum digunakan adalah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ فَرْضَ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَىٰ
Nawaitu shauma ghadin fardho syahri Ramadhāna hādzhihi s-sanati lillāhi ta‘ālā.
Artinya: Saya niat puasa esok hari, fardhu bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala.
Referensi: Kitab-kitab fikih Maliki, seperti Al-Mudawwanah karya Imam Malik.
3. Madzhab Syafi’i
Madzhab Syafi’i juga memiliki bacaan niat yang serupa dengan dua madzhab sebelumnya. Formulasi yang umum digunakan adalah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ فَرْضَ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَىٰ
Nawaitu shauma ghadin fardha Ramadhāna hādzhihi s-sanati lillāhi ta‘ālā.
Artinya: Saya niat puasa esok hari, fardhu Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala.
Referensi: Kitab-kitab fikih Syafi’i, seperti Al-Umm karya Imam Syafi’i.
4. Madzhab Hanbali
Bacaan niat puasa Ramadhan menurut Madzhab Hanbali juga memiliki kesamaan dengan madzhab-madzhab lainnya. Formulasi yang umum digunakan adalah:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ فَرْضَ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَىٰ
Nawaitu shauma ghadin fardha syahri Ramadhāna lillāhi ta‘ālā.
Artinya: Saya niat puasa esok hari, fardhu bulan Ramadhan, karena Allah Ta’ala.
Referensi: Kitab-kitab fikih Hanbali, seperti Al-Mughni karya Imam Ahmad bin Hanbal.
Perbedaan formulasi niat puasa di antara keempat madzhab tersebut tergolong minor dan tidak mempengaruhi sahnya puasa. Yang terpenting adalah niat yang ikhlas karena Allah Ta’ala.
Semoga informasi ini bermanfaat dalam mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan ketaqwaan.***