Abu Mansur Al-Maturidi adalah ulama besar yang lahir di Maturid, Samarkand, pada abad ke-3 Hijriah. Ia dikenal sebagai tokoh penting yang mengokohkan aqidah Islam melalui pemikiran rasional yang tetap berpijak pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Beliau hidup pada masa Dinasti Samaniyah yang terkenal sebagai pusat perkembangan ilmu agama dan filsafat Islam. Melalui karya-karyanya, Abu Mansur Al-Maturidi meneguhkan ajaran Ahlussunah Waljamaah sebagai kiblat akidah umat Islam.
Keilmuan Al-Maturidi meliputi tafsir, ushul fikih, teologi, hingga filsafat. Metodenya menggabungkan dalil naqli dan dalil aqli, sehingga pemikirannya dapat menjawab tantangan zaman. Dengan pendekatan ini, umat Islam mampu menghadapi kelompok ekstrem dan aliran menyimpang.
Pemikiran rasional Al-Maturidi tetap teguh menjaga prinsip pokok agama. Ia menolak pandangan fatalis sekaligus menentang sikap bebas mutlak. Dengan cara itu, umat bisa memahami takdir dan ikhtiar secara seimbang.
Ahlussunah Waljamaah yang berkembang di dunia Islam hari ini, khususnya di wilayah Asia Tengah, Turki, hingga Nusantara, banyak dipengaruhi oleh warisan pemikirannya. Ulama pesantren di Indonesia pun mengakui peran Al-Maturidi dalam menjaga kemurnian aqidah.
Karena itu, biografi Abu Mansur Al-Maturidi bukan sekadar sejarah ulama, tetapi juga cermin perjalanan Ahlussunah Waljamaah yang terus menjadi penopang umat.
Biografi Abu Mansur Al-Maturidi Secara Singkat
- Nama lengkap: Abu Mansur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud Al-Maturidi.
- Tempat lahir: Maturid, Samarkand (Asia Tengah).
- Masa hidup: Abad ke-3 hingga awal abad ke-4 Hijriah (w. 333 H/944 M).
- Keilmuan: Tafsir, ushul fikih, kalam, filsafat Islam.
- Karya monumental: Kitab Ta’wilat Ahlus Sunnah (tafsir) dan Kitab al-Tawhid (teologi).
Pemikiran Abu Mansur Al-Maturidi
1. Akidah dan Tauhid
Al-Maturidi menegaskan bahwa tauhid harus dipahami dengan akal dan wahyu. Manusia wajib menggunakan akalnya untuk mengenal Tuhan, bukan hanya mengikuti tradisi.
2. Hubungan Takdir dan Ikhtiar
Beliau menolak paham Jabariyah yang meniadakan kehendak manusia, serta menolak Qadariyah yang memberi kebebasan mutlak. Menurutnya, manusia berikhtiar namun tetap berada dalam lingkup takdir Allah.
3. Peran Akal dalam Agama
Al-Maturidi memberi tempat penting bagi akal dalam memahami syariat. Namun akal tidak boleh bertentangan dengan wahyu. Prinsip ini membuat ajarannya seimbang dan moderat.
4. Menjaga Aqidah Ahlussunah Waljamaah
Melalui karya-karyanya, ia membentengi umat dari aliran menyimpang seperti Mu’tazilah dan ekstrem Khawarij. Dengan pendekatan ilmiah, aqidah Ahlussunah Waljamaah tetap terjaga.
Kiprah Abu Mansur Al-Maturidi dalam Ahlussunah Waljamaah
- Menjadi rujukan utama dalam aqidah di wilayah Asia Tengah, Turki, dan sekitarnya.
- Pemikirannya melengkapi Imam Abu Hasan Al-Asy’ari, sama-sama pembela Ahlussunah Waljamaah.
- Menjadi dasar akidah mayoritas umat Islam yang moderat hingga kini.
Peninggalan dan Pengaruh Hingga Kini
Hingga hari ini, ajaran Abu Mansur Al-Maturidi tetap dipelajari di pesantren, madrasah, dan perguruan tinggi Islam. Kitab-kitabnya dijadikan rujukan untuk memahami tauhid dengan pendekatan ilmiah.
Ulama Nusantara pun banyak mengadopsi pemikirannya, sehingga akidah Ahlussunah Waljamaah bisa bertahan di tengah gempuran paham modern yang sering kali menyimpang.
Kesimpulan
Biografi Abu Mansur Al-Maturidi adalah cermin perjuangan seorang ulama dalam menjaga aqidah Islam. Dengan menggabungkan akal dan wahyu, ia meneguhkan Ahlussunah Waljamaah sebagai kiblat umat hingga kini.
Pemikiran moderatnya relevan diterapkan dalam kehidupan modern, karena memberi keseimbangan antara iman, akal, dan amal. Dengan mengenal sosok Al-Maturidi, umat bisa memahami akar Ahlussunah Waljamaah secara lebih mendalam.
KOIN NU PURWAKARTA
Scan QR Code di bawah atau klik tombol "Donasi Sekarang" untuk memberikan Koin NU via DANA.

Donasi Sekarang
Terima kasih atas dukungan Anda!
Disclaimer: Koin NU ini dikelola oleh PCNU Purwakarta.