Menu

Mode Gelap

Keislaman · 21 Jun 2024 12:49 WIB

Hati: Pemimpin Tubuh yang Menentukan Kebaikan dan Keburukan Manusia


					Ilustrasi, kebaikan dan keburukan hati manusia. (Foto: pngtree/presentermedia) Perbesar

Ilustrasi, kebaikan dan keburukan hati manusia. (Foto: pngtree/presentermedia)

nupurwakarta.or.id – Rasulullah SAW bersabda, “Ingatlah sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, maka seluruh tubuh juga baik. Jika segumpal daging itu rusak, maka seluruh tubuh juga rusak. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati” (HR Muslim, no. 1599).

Hadis ini juga diriwayatkan oleh al-Bukhari, at-Tirmidzi, an-Nasâ`i, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, dan ad-Darimi dengan lafazh yang berbeda-beda namun maknanya sama. Hadis ini dimuat oleh Imam an-Nawawi dalam Arba’in an-Nawawiyah, hadits no. 6, dan Riyadhush-Shalihin, no. 588.

Rasulullah Saw bersabda, “sesungguhnya di dalam tubuh anak adam terdapat segumpal daging. Jika ia baik,maka baiklah tubuh itu seluruhnya, dan anggota-anggota tubuh yang lain akan membuatnya baik. Ia adalah hati”.

Baca Juga:
Perintah Tunaikan Shalat dan Berkurban, Tafsir Surat Al-Kautsar Ayat 2

Dengan hadis ini menjadi jelas bahwa yang pokok adalah hati. Ia adalah pemimpin yang dipatuhi dalam di dunia tubuh, dan lainnya adalah rakyat.

Hati bagaikan raja yang memimpin seluruh anggota tubuh. Jika hatinya baik, maka seluruh anggota tubuh pun akan tergerak untuk melakukan kebaikan. Sebaliknya, jika hatinya rusak, maka anggota tubuh pun akan terjerumus ke dalam perbuatan yang tercela.

Hadis ini menegaskan bahwa hati adalah penentu arah kehidupan manusia. Kebaikan dan keburukan manusia berawal dari hati. Hati yang dipenuhi dengan keimanan dan ketaqwaan akan mendorong manusia untuk senantiasa berbuat kebaikan, sedangkan hati yang dipenuhi dengan kesombongan dan hawa nafsu akan menyeret manusia ke jurang kemaksiatan.

Baca Juga :
Amalan 10 Hari Pertama Dzulhijjah, Berikut Faedahnya

Setiap manusia pasti memiliki hati, dan hati itu pun tidak selalu dalam keadaan baik. Terkadang hati diliputi rasa gundah, sedih, atau bahkan selalu mengeluh, yang menunjukkan adanya penyakit hati. Penyakit hati ini dapat merusak aqidah dan mengantarkan manusia pada keburukan.

Hati adalah bagian tubuh yang mempunyai peran penting dalam perilaku seorang manusia. Sebagaimana sabda Rasul: “Untuk itulah salah satu fungsi agama adalah menjaga hati agar tetap baik.

Namun sering kali seseorang justru tidak mengerti bahwa tujuan penciptaan manusia adalah hidup dalam pedoman Al Quran dan As Sunnah sehingga muncullah penyakit hati menurut islam yang merusak aqidahnya”.

Baca Juga :
Sejarah Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama: Dari Penerbitan Kitab Kuning hingga Era Digital

Berikut adalah beberapa penyebab penyakit hati dalam Islam, yaitu:

1. Kurangnya keimanan

Hal pertama yang menyebabkan seseorang mengalami penyakit hati adalah karena kurangnya keimanan dalam hati.  Hati yang tidak memiliki keimanan lama kelamaan akan menjadi penyebab matinya hati.  Lakukan cara meningkatkan iman dan taqwa agar terjauh dari berbagai penyakit hati.

2. Selalu mengeluh

Allah berfirman: “Sungguh, manusia diciptakan bersifat suka mengeluh. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan {harta} dia jadi kikir.” (Q. S. Al ma’arij :19-21).

Hukum mengeluh dalam islam adalah dilarang.  Manusia yang suka mengeluh akan menyebabkan terkena penyakit hati, seperti malas, juga iri dengki dalam islam.

3. Kurang bersyukur

Rasa kurang bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT akan menyebabkan penyakit hati. Dengan mengikuti cara bersyukur menurut islam,  hati akan terhindar dari berbagai penyakit hati.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman!  makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada_Nya.” (Q. S.  Al-Baqarah: 172).

Baca Juga:
PCNU Purwakarta Agendakan Muskercab Perdana

4. Selalu berbuat maksiat

Perbuatan maksiat akan membuat hati menjadi keras sehingga sulit untuk menerima nasehat baik.  Orang yang suka berbuat maksiat akan menjadi egois, berhati kotor, dan gampang emosi. Padahal Allah telah berfirman:

وَمَآ أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ ۚ إِنَّ ٱلنَّفْسَ لَأَمَّارَةٌۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Artinya: “Dan aku tidak {menyatakan} diriku bebas {dari kesalahan}, karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali {nafsu} yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyanyang.” (Q. S. Yusuf: 53).

5. Berbuat syirik

Syirik dalam islam merupakan salah satu dosa besar dalam islam. Syirik menyebabkan pelakunya akan memiliki aqidah yang cacat selama ia melakukan syirik. Allah berfirman :

أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ ۚ إِنْ هُمْ إِلَّا كَٱلْأَنْعَٰمِ ۖ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا

Artinya: “atau apakah engkau mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu hanyalah seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (Q. S. Al Furqan: 44).

6. Lalai berdzikir

Salah satu keutamaan dzikir adalah mampu menjauhkan hati dari berbagai penyakit hati.  Bagi mereka yang lalai berdzikir, maka hatinya pun akan dipenuhi dengan penyakit hati, seperti sombong dalam islam dan pamer dalam islam.

وَٱقْتَرَبَ ٱلْوَعْدُ ٱلْحَقُّ فَإِذَا هِىَ شَٰخِصَةٌ أَبْصَٰرُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ يَٰوَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِى غَفْلَةٍ مِّنْ هَٰذَا بَلْ كُنَّا ظَٰلِمِينَ

Artinya: “Dan {apabila} janji yang benar (hari berbangkit) telah dekat, maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): “Alangkah celakanya kami! kami benar-benar lengah tentang ini, bahkan kami benar-benar orang yang zalim” (Q. S. Al Anbiya: 97).

Baca Juga :
Makna Berkhidmah di Nahdlatul Ulama

7. Terlalu mengejar dunia

Seseorang yang selalu mengejar dunia dan mengabaikan bahkan berpaling dari Islam akan terkena berbagai penyakit hati. Allah berfirman: “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia, ‘Ya Robbku, mengapa Engkau mengumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulu dapat melihat? Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu mengabaikannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan.” (QS. Toha: 124-126)

8. Bangga dengan amal

Merasa amal jariyah yang dilakukan sudah banyak sehingga menyebabkan timbulnya penyakit sifat sombong dalam islam. Ia merasa aman padahal tidak sama sekali.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallah ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sungguh amal seseorang tidak akan memasukkannya ke dalam surga.” Mereka bertanya, “tidak pula engkau ya Rasulallah?” Beliau menjawab, “Tidak pula saya. Hanya saja Allah meliputiku dengan karunia dan rahmat-Nya. Karenanya berlakulah benar (beramal sesuai dengan sunnah) dan berlakulah sedang (tidak berlebihan dalam ibadah dan tidak kendor atau lemah).” (HR. Bukhari dan Muslim, lafadz milik al-Bukhari)

Allah berfirman: “Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong.” [Q. S.  Al Mu’min: 76].

9. Meninggalkan sholat

Kewajiban seorang Muslim adalah mengerjakan shalat fardhu dan puasa ramadhan. Seseorang yang sering meninggalkan shalat fardhu atau shalat wajib dan puasa akan menjadi resah dan gelisah dalam menjalani hidup karena sholat dan puasa adalah salah satu cara mendapat jiwa tenang

مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut: 45).

Baca Juga :
Menelusur Jejak Perjalanan NU di Purwakarta

10. Tidak bersedekah

Keutamaan sedekah dan hikmah sedekah menurut islam adalah menjaga Harta dan hati tetap bersih.  Sedekah dalam islam sangat dianjurkan karena orang yang tidak bersedekah akan memiliki sifat pelit dan kikir. Rasulullah bersabda: “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Ali Imron 180).

Maka berhati- hatilah agar terhindar dari penyakit hati karena penyakit hati dapat menyebabkan kekafiran.  Sebagaimana firman Allah SWT: “Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.” (QS. At Taubah: 125).

Untuk itu maka setiap orang pasti akan melakukan banyak hal agar hati mereka selalu dalam kondisi tenang,selalu bahagia,dan selalu tanpa masalah ataupun beban.

Oleh karena itu, menjaga kesehatan hati adalah hal yang sangat penting. Kita harus senantiasa berusaha untuk membersihkan hati dari segala penyakit dan mengisinya dengan keimanan dan ketaqwaan.

Baca Juga :
Pengurus NU Purwakarta Disemua Tingkatan Wajib Mengikuti PD-PKPNU

Inilah solusi yang mudah untuk menciptakan ketentraman yang haqiqi:

Bergaulah dengan orang yang shalih maksudnya dengan cara menghadiri majelis-majelis dan cerita orang-orang shalih,juga didalamnya termasuk diam dan selalu menjauhi orang-orang yang tenggelam dalam kebatilan.

Membaca Al-Qur`an disertai menafsirkan maknanya dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari

Makan secukupnya dan halal dengan cara mengambil sedikit saja dari apa yang halal, karena sesungguhnya makan yang halal merupakan pokok segalannya, sehingga akan menyinari hati, maka cermin mata hati akan menjadi jernih dan bersih dari karat yang menyebabkan hati menjadi keras. Dalam sebuah hadis juga dikatakan: “Ada tiga hal yang menyebabkan kerasnya hati, yaitu banyak makan,banyak tidur,dan suka bersantai-santai”.

Baca Juga :
LPNU Purwakarta Gelar Rapat Persiapan Pelantikan, Mantapkan Langkah dan Strategi Ekonomi

Shalat malam maksudnya shalat yang dilaksanakan setelah bangun tidur di malam hari

Sholat sunnah qobliyah shubuh, karena dalam waktu ini banyak sekali manfa`at yang sangat besar bagi siapa saja yang melakukannya. Diantaranya: akan mendapatkan ketenangan yang luar biasa di dalam hati seseorang dan disinilah waktu diturunkan rahmat dari Allah SWT.

Allah Swt.berfirman, “sesungguhnya orang orang yang bertaqwa apabila mereka ditimpa rasa waswas dari setan,mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat-lihat kesalahannya”{QS Al-A’raf [7]:210}.

Maka dari itu, mari bersama kita jaga hati kita dari sesuatu yang jelas diharamkan oleh Allah SWT dan kita harus senantiasa selalu mengingat Allah SWT. Karena dengan rahmatNya lah kita akan mendapatkan kebahagiaan, ketentraman dan kemuliaan yang haqiqi baik di dunia dan di akhirat.  Wallahu A`lam.

Penulis:
Muhammad Chabib Fazal Jinan, S.Pd,
Mahasiswa Universitas KH. Abdul Chalim Jawa Timur

Artikel ini telah dibaca 68 kali

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Baca Lainnya

Pondok Pesantren Raudlatut Tarbiyyah Liunggunung Gelar Peringatan Haul Dua Ulama Paling Berjasa Sebagai Tokoh Perjuangan Pesantren

29 Desember 2024 - 21:51 WIB

Pondok Pesantren Raudlatut Tarbiyyah Liunggunung Gelar Peringatan Haul Dua Ulama Paling Berjasa Sebagai Tokoh Perjuangan Pesantren

Merayakan Hari Santri Nasional 2024: Link Download Logo Resmi dan Maknanya

11 Oktober 2024 - 15:04 WIB

Link Download Logo Hari Santri Nasional 2024

Tiga Tanda Orang Mukmin Sejati yang Bertawakal kepada Allah SWT

9 Oktober 2024 - 10:19 WIB

Tata Cara Bersuci Menurut Kitab Fathul Qorib Karya Muhammad bin Qasim Al-Ghazi

6 Oktober 2024 - 18:36 WIB

Kitab Fathul Qorib

Kumpulan Kutipan dari Kitab dalam Rangka Hari Santri Nasional 2024

6 Oktober 2024 - 17:50 WIB

Upacara Hari Santri di Pondok Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta (dok: PP Al-Muhajirin)

Logo Hari Santri 2024 dan Persiapan Kemenag: Gus Adung Tekankan Edukasi dan Dampak Bagi Seluruh Santri

5 Oktober 2024 - 18:47 WIB

Upacara Hari Santri di Pondok Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta (dok: PP Al-Muhajirin)
Trending di Banom NU
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x