Oleh: KH. Anhar Haryadi
(Pengasuh Pondok Pesantren Manbaul Ulum)
Menjaga kesucian hati adalah sebuah keharusan bagi setiap umat agar dapat merasakan kesehatan batin dan ketenangan jiwa. Hati yang bersih membuat seseorang tidak mudah gelisah dan mampu menjalani kehidupan dengan damai.
Berikut beberapa kiat untuk menjaga kesucian hati:
1. Dzikir
Dzikir merupakan amalan yang sangat efektif untuk membersihkan hati dari berbagai penyakit batin dan kotoran jiwa, serta menenangkan pikiran. Dengan berdzikir, seseorang akan merasa lebih dekat dengan Allah dan hatinya menjadi tenteram.
Dzikir juga menjadi “obat utama” dalam menghadapi kegelisahan hati. Allah Swt. berfirman dalam Surah Ar-Ra’d ayat 28:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”
Syaikh Nawawi memberikan kebebasan dalam memilih bacaan dzikir. Salah satu yang dianjurkan adalah:
لَا إِلَـٰهَ إِلَّا ٱللَّهُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِٱللَّهِ
Lā ilāha illallāh, wa lā ḥaula wa lā quwwata illā billāh.
Beliau juga menjelaskan bahwa berdoa kepada Allah termasuk bentuk dzikir. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk senantiasa memohon berbagai kebaikan kepada-Nya.
2. Bertemu Wali
Wali Allah atau kekasih Allah memiliki keistimewaan tersendiri, salah satunya adalah mampu menenangkan hati orang-orang di sekitarnya. Karena itu, sangat dianjurkan untuk menyempatkan diri bertemu dengan wali Allah.
Jika tidak mengetahui siapa wali Allah di sekitar kita, kita tetap bisa menemui para ulama atau orang-orang saleh. Nasihat dan petuah mereka sangat berharga dan bisa menjadi penyejuk hati.
3. Meresapi Nasihat Ahli Hikmah
Perkataan ulama yang dikenal sebagai ahli hikmah bisa menjadi obat bagi hati yang sedang galau. Sebagai “dokter hati”, mereka sangat memahami kondisi batin manusia dan mampu memberikan nasihat yang sejuk serta bijak.
Sangat dianjurkan untuk sering-sering mendengarkan dan merenungi nasihat mereka, misalnya dalam pengajian, terutama yang membahas tauhid, fikih, akhlak, dan tasawuf.
Wallāhu a‘lam.
Semoga Allah senantiasa membimbing kita dengan hidayah dan taufik-Nya. Aamiin.