nupurwakarta.or.id – Sebentar lagi, Indonesia akan menghadapi salah satu momentum politik terbesarnya, yaitu Pilkada Serentak 2024. Masyarakat di seluruh pelosok negeri akan menentukan pemimpin daerah yang akan membawa mereka menuju masa depan yang lebih baik. Dalam konteks ini, panduan moral dan etika dalam memilih pemimpin menjadi sangat penting, terutama bagi umat Islam.
Imam Syafi’i, salah satu imam besar dalam fiqh Islam, melalui berbagai karya tulisnya, memberikan panduan yang relevan dalam menentukan pilihan politik yang bijaksana dan berdasarkan prinsip syariah.
Imam Syafi’i, yang nama lengkapnya adalah Muhammad bin Idris al-Syafi’i, memberikan nasihat mengenai bagaimana memilih pemimpin yang baik. Nasihat ini bisa menjadi pegangan bagi umat Islam di Indonesia yang ingin memilih pemimpin dengan cara yang sesuai dengan ajaran Islam.
Baca Juga : Karya-Karya Imam Syafi’i Menurut Perspektif Nahdlatul Ulama: Sebuah Kajian Mendalam
1. Memilih Pemimpin yang Beriman dan Berakhlak Mulia
Dalam karyanya yang paling terkenal, Al-Umm , Imam Syafi’i menjelaskan pentingnya memilih pemimpin yang memiliki iman yang kuat dan akhlak mulia. Ia menekankan bahwa seorang pemimpin haruslah orang yang jujur, adil, dan berintegritas. Menurut Imam Syafi’i, kualitas spiritual dan moral calon pemimpin harus menjadi salah satu pertimbangan utama dalam menentukan pilihan politik.
Baca Juga : Silaturahmi Hangat, Kordinator PKH Kang Agus JR Kunjungi Ketua PCNU Purwakarta, Ajengan Anwar
“Pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu menegakkan keadilan berdasarkan keimanan dan ketaqwaan,” tulis Imam Syafi’i dalam Al-Umm .
Iman dan akhlak yang mulia adalah fondasi utama bagi seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya. Hal ini menjadi relevan bagi masyarakat Indonesia dalam memilih pemimpin yang akan membawa mereka ke arah yang lebih baik, bukan hanya dalam hal pembangunan fisik, tetapi juga dalam pembangunan moral dan sosial.