Ibadah haji adalah rukun Islam kelima yang wajib ditunaikan bagi umat Islam yang mampu, baik secara fisik maupun finansial. Dalam menjalankan ibadah haji, terdapat berbagai prosesi yang harus dilakukan dengan khusyuk dan penuh penghayatan. Berikut ini adalah kumpulan doa dan bacaan yang biasa diamalkan oleh para jamaah haji sesuai tuntunan ulama Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah (NU), dimulai dari niat ihram hingga tahallul.
Niat ihram menjadi awal pelaksanaan haji. Saat berada di miqat, jamaah membaca lafal: “Labbaika hajjan.” Artinya: “Aku penuhi panggilan-Mu untuk berhaji.” Jika menunaikan haji tamattu, setelah umrah jamaah membaca: “Labbaika hajjan tamattu’an ilal-lahi ta’ala.” yang artinya: “Aku penuhi panggilan-Mu untuk haji tamattu’ karena Allah Ta’ala.”
Setelah niat ihram, jamaah membaca talbiyah sebagai bentuk pengagungan dan jawaban atas panggilan Allah SWT: “Labbaika Allahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik. Innal-hamda, wan-ni‘mata, laka wal-mulk, laa syarika lak.” Artinya: “Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat, dan kerajaan adalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu.” Talbiyah ini terus dilantunkan hingga melempar jumrah Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah.
Ketika jamaah memasuki Kota Mekkah, dianjurkan membaca doa: “Allahumma hadza haramuka wa amnuka fa harrim lahmi wa dami wa ‘azmi ‘alan-naar. Allahumma ajirni min an-nar.” Artinya: “Ya Allah, ini adalah tanah haram dan tempat aman-Mu. Maka haramkanlah dagingku, darahku, dan tulangku dari neraka. Ya Allah, lindungilah aku dari api neraka.”
Saat pertama kali melihat Ka’bah, disunnahkan membaca doa: “Allahumma zid hadzal-baita tashrifan wa ta‘zhiman wa takriman wa mahabatan, wazid man syarrafahu wa ‘azzamahu mimman hajjahu au i‘tamara takriman wa ta‘zhiman wa birran.” Artinya: “Ya Allah, tambahkanlah kehormatan, keagungan, kemuliaan, dan wibawa pada rumah ini. Dan tambahkan pula kepada orang yang memuliakannya dan mengagungkannya, yaitu orang yang berhaji atau berumrah padanya, kemuliaan, keagungan, dan kebaikan.”
Dalam prosesi thawaf mengelilingi Ka’bah, bacaan yang dianjurkan adalah doa-doa kebaikan, dzikir, dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Salah satu bacaan yang sangat dianjurkan saat di antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad adalah: “Rabbana aatina fid-dunya hasanah wa fil-akhirati hasanah wa qina ‘adzaban-naar.” Artinya: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari siksa neraka.”
Saat melakukan sa’i antara Shafa dan Marwah, jamaah disunnahkan membaca doa: “Innash-shafa wal-marwata min sya’a’irillah.” Dan pada saat menaiki bukit Shafa dan Marwah disunnahkan membaca: “Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qadiir.” Dibaca sebanyak tiga kali sambil mengangkat tangan, dilanjutkan dengan doa apa saja yang diinginkan.
Saat wukuf di Arafah, waktu paling mustajab untuk berdoa, jamaah membaca doa-doa dengan penuh pengharapan dan kekhusyukan. Doa terbaik pada hari Arafah adalah: “Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qadiir.” Bacaan ini diiringi dengan doa ampunan, rahmat, dan permohonan surga.
Pada malam 10 Dzulhijjah, jamaah bermalam (mabit) di Muzdalifah dan mengumpulkan batu untuk melontar jumrah. Bacaan yang dianjurkan di sini adalah dzikir, istighfar, dan membaca: “Astaghfirullahal ‘azhiim alladzii laa ilaaha illa Huwal Hayyul Qayyum wa atuubu ilaih.”
Ketika melempar jumrah Aqabah, bacaan yang dibaca setiap kali melempar batu adalah: “Bismillahi Allahu akbar, raghman lish-shaitaan wa hizbih.” Artinya: “Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, sebagai penghinaan terhadap setan dan pengikutnya.”
Setelah itu, jamaah melakukan tahallul dengan mencukur rambut. Bacaan yang dianjurkan saat mencukur adalah: “Allahumma hadzihi nuqsatu kulli suu’in faghfirli ya Karim.” Artinya: “Ya Allah, ini adalah penghilangan semua keburukan, maka ampunilah aku wahai Dzat Yang Maha Mulia.”
Seluruh rangkaian prosesi haji ini hendaknya dilaksanakan dengan niat yang tulus, mengikuti sunnah Rasulullah SAW, dan menjaga akhlak sebagai tamu Allah. Semoga Allah menerima amal ibadah haji kita dan menjadikannya sebagai haji yang mabrur.
Artikel ini dikutip dari berbagai sumber.