nupurwakarta.or.id – Fakultas Islam Nusantara Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) kembali melahirkan doktor baru di bidang Sejarah Peradaban Islam. Ramlan Maulana resmi meraih gelar doktor setelah berhasil mempertahankan disertasinya dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor yang digelar di Aula Jakoeb Oetama, Kampus Unusia, Rabu 4 Juli 2025 siang.
Disertasi yang ia pertahankan berjudul “Relasi Kuasa Kolonial dan Identitas Islam (Studi Kebudayaan Kaum Ménak Santri di Purwakarta Abad ke-19 hingga Awal Abad ke-20 M)”. Karya ini mengupas dinamika identitas Islam di bawah dominasi kolonial Belanda, khususnya pada kelompok ménak santri di Purwakarta.
Dengan memanfaatkan pendekatan sejarah serta teori relasi kuasa Michel Foucault, Ramlan meneliti bagaimana kolonialisme Belanda meneguhkan kekuasaan bukan hanya melalui kekuatan militer, tetapi juga lewat wacana pengetahuan, regulasi sosial, serta gaya hidup Eropa. Modernisasi kolonial hadir melalui birokrasi, pendidikan, dan budaya Barat yang dikemas sebagai misi peradaban.
Temuannya menunjukkan bahwa kaum ménak santri tidak serta-merta tunduk. Mereka justru mampu mengolah pengaruh Barat secara selektif, sehingga terbentuk identitas hibrid. Unsur-unsur modernitas diadopsi tanpa menghapus akar sufistik Islam Nusantara. Proses mimicry ini melahirkan bentuk resistensi kultural yang halus, tetapi cukup kuat dalam menghadapi arus sekularisasi dan westernisasi.
Sidang promosi dipimpin oleh Dr. Siti Nabilah, M.Pd., selaku Ketua Sidang. Adapun Prof. Dr. Ajid Thohir, M.A., bertindak sebagai Promotor, dan Dr. Ayatullah, M.Ud., sebagai Co-Promotor. Dewan penguji turut melibatkan Dr. Ahmad Su’adi, M.A.Hum., Dr. Fariz Alnizar, M.Hum., serta Moh. Hasan Basri, M.A., Ph.D. yang berperan sebagai Sekretaris Sidang.
Dalam sambutannya usai dikukuhkan, Ramlan menyampaikan refleksi pribadi terkait perjalanan panjang penyusunan disertasinya.
“Enam tahun perjalanan ini tidak mudah. Tantangan terbesarnya bukan pada teknis penulisan, melainkan pada bagaimana kita bisa mengalahkan diri sendiri. Kata Pak Su’adi, ‘sibuk itu bukan alasan, karena orang akan selalu sibuk.’ Sesungguhnya, disertasi bisa selesai lebih cepat, tapi pertanyaannya: apakah kita mampu menaklukkan ego kita?” ucapnya.
Keberhasilan Ramlan tidak hanya menambah jumlah ilmuwan Muslim Nusantara, tetapi juga memperkaya khazanah keilmuan tentang relasi kolonialisme, identitas Islam, dan perlawanan kultural dalam sejarah Indonesia.
Sumber: Unusia
KOIN NU PURWAKARTA
Scan QR Code di bawah atau klik tombol "Donasi Sekarang" untuk memberikan Koin NU via DANA.

Donasi Sekarang
Terima kasih atas dukungan Anda!
Disclaimer: Koin NU ini dikelola oleh PCNU Purwakarta.