Oyang Este Binos, S.Fil, selaku Komisioner KPU Kabupaten Purwakarta, menggarisbawahi bahwa partisipasi aktif masyarakat dalam politik adalah fondasi utama demokrasi yang kuat.
“Tanpa partisipasi masyarakat, demokrasi tidak akan berjalan dengan baik. Setiap suara adalah pilar penopang tegaknya demokrasi,” katanya.
Dr. Aroka Fadhil, M.Ag, mantan Koordinator Gusdurian Purwakarta, berbicara mengenai relevansi nilai-nilai Gus Dur di tengah arus globalisasi.
“Di era globalisasi ini, kita semakin dihadapkan pada tantangan baru. Namun, nilai-nilai yang ditanamkan Gus Dur, terutama tentang kemanusiaan, tetap relevan dan harus kita pegang erat,” ujarnya.
Dari perspektif gerakan Gusdurian, Marleni Adiya, Koordinator Wilayah Gusdurian Jawa Barat, berbicara tentang peran penting Gusdurian dalam menyebarkan nilai kebhinekaan di seluruh Indonesia.
“Gusdurian hadir sebagai motor penggerak kebangsaan. Nilai-nilai yang diperjuangkan Gus Dur harus terus kita sebarkan di setiap sudut negeri ini,” tegas Marleni.
Yohanes Baptis Sutarno, S.Pd, Satgas Toleransi Kabupaten Purwakarta, dalam sambutannya menekankan pentingnya persaudaraan antaragama.
“Kita semua adalah saudara, meskipun berbeda keyakinan. Persaudaraan inilah yang menjadi kekuatan utama dalam menjaga kerukunan dan perdamaian,” ujarnya.
Selain orasi dan diskusi, acara ini juga dipandu dengan apik oleh lham Taufik, S.Pd, Sekretaris Wilayah Santri Mendunia Jawa Barat, yang berperan sebagai Master of Ceremony, serta Lala Undari, S.Pd, dan Ketua PC IPPNU Purwakarta, yang menjadi moderator dalam sesi diskusi.